Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tembang Macapat - Materi Bahasa Jawa Kelas 6

Tembang Macapat


Berikut ini materi Tembang Macapat yang terdapat pada Materi Bahasa Jawa Kelas 6. Semoga artikel ini membantu pemahaman tentang Tembang Macapat kepada para pembaca.

A. Pengertian Tembang Macapat

Macapat secara etimologi diartikan dengan Maca Papat-Papat, maca papat papat dalam Bahasa Indonesia berarti membaca empat empat. Pengertian ini merujuk pada cara membaca tembang macapat yang dijeda tiap empat bail. Beberapa sumber menyatakan bahwa sebenarnya tembang macapat adalah puisi yang kemudian dilagukan. Tembang macapat memiliki filosofi luhur akan kehidupan mulai dari lahir sampai meninggal. Filosofi ini termaktub dalam 11 macam tembang macapat. Selanjutnya, setiap macam tembang memiliki paugeran (aturan) tertentu yang membuatnya berbeda dengan tembang yang lain.

B. Istilah Istilah dalam Tembang Macapat

1. Gatra artinya adalah baris . 
2. Pada artinya adalah bait.
3. Swara artinya adalah suara. 
4. Wilangan artinya adalah angka. 
5. Wanda artinya adalah suku kata

C. Paugeran Tembang Macapat

Paugeran berarti contoh panutan yang baik. Dalam hal ini, paugeran tembang macapat dapat diartikan sebagai aturan penulisan tembang yang baik dan benar sesuai kaidah. Paugeran utama tembang macapat dibagi menjadi tiga:
1. Guru gatra,
2. Guru lagu,
3. Guru wilangan.

1. Pengertian Guru Gatra dan Contohnya
Guru gatra yaiku cacahe gatra/larik saben sapada (jumlah baris dalam satu bait)
Seperti kita tahu tembang macapat adalah puisi yang dilagukan. Seperti halnya puisi dalam Bahasa Indonesia, puisi
Bahasa Jawa ini juga terdiri atas bait-bait. Setiap bait dalam setiap macam tembang akan berbeda jumlah gatranya (baris).
Agar lebih jelas, simak contoh guru gatra dalam tembang macapat Maskumambang berikut ini:

Maskumambang
Apan kaya mangkono watekan iki -1
Sanadyan wong tuwa, -2
Yen duwe watak tan becik, -3
Nora pantes yen dennuta, -4

Dapat dilihat dalam kutipan bait tembang Maskumambang di atas terdapat empat baris kalimat yang berarti terdiri atas empat guru gatra.

2. Pengertian Guru Lagu dan Contohnya
Guru lagu yaiku tibaning swara saben sagatra (jatuhnya suara terakhir pada setiap baris tembang).
Sama halnya pantun dalam Bahasa Indonesia yang memperhatikan suara akhir, tembang macapat juga demikian.
Hanya saja pada tembang macapat suara akhir tidaklah harus bersajak a-b-a-b. Setiap lagu memiliki ciri khas masing masing.
Perhatikan paugeran tembang macapat dalam bait tembang macapat Kinanthi berikut ini.

Kinanthi 
Anoman malumpat sampun (u)
Prapteng witing nagasari (i)
Mulat mangandhap katingal (a)
Wanodya yu kuru aking (i)
Gelung rusak wor lan kisma (a) 
Kang iga-iga kaeksi (i)

Guru lagunya u-i-a-i-a-i

3. Pengertian Guru Wilangan dan Contohnya
Guru wilangan yaiku cacahing wanda saben sagtra (jumlah suku kata dalam satu baris). Suku kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa sama yaitu merujuk pada banyaknya kecap kata. Kecap kata terkecil bisa dari satu huruf. Contoh suku kata dalam kata macapat adalah ma-ca-pat (tiga suku kata).
Agar lebih jelas perhatikan contoh guru wilangan dalam baris tembang Mijil berikut:

Amengkoni mring bale wismane

Guru wilangan-nya 
A-meng-ko-ni-mring-ba-le-wis-ma-ne (10)


D. Daftar Paugeran Tembang Macapat

Kita telah tahu tentang istilah dan macam macam paugeran dalam tembang macapat.  Berikut ini daftar lengkap paugeran  11 tembang macapat mulai dari Mijil sampai Pucung yang disertai guru gatra, guru lagu lan guru wilangan:
1. Tembang Maskumambang, ana 4 gatra deneng susunane 12-i; 6-a; 8-i; dan 8-a.
2. Tembang Mijil, ana 6 gatra deneng susunane 10-i; 6-a; 10-e; 10-i; 6-i; dan 6-u.
3. Tembang Sinom, ana 9 gatra deneng susunane 8-a; 8-i; 8-a; 8-i; 7-i; 8-u; 7-a; 8-i; 12a.
4. Tembang Kinanti, ana 6 gatra deneng susunane 8-u; 8-i; 8-a; 8-i; 8-a; 8-i.
5. Tembang Asmarandana, ana 7 gatra deneng susunane 8-i; 8-a; 8-e; 8-a; 8-a; 8-u; 8-a.
6. Tembang Gambuh, ana 5 gatra deneng susunane 7-u; 10-u; 12-i; 8-u; 8-o.
7. Tembang Dhandanggula, ana 10 gatra deneng susunane 10-i; 10-a; 8-e; 7-u; 9-i; 8-a; 6-u; 8-a; 
12-i; 7-a.
8. Tembang Durma, ana 7 gatra deneng susunane 12-a; 7-i; 6-a; 7-a; 8-i; 5-a; 7-i.
9. Tembang Pangkur, ana 7 gatra deneng susunane 8-a; 11-i; 8-u; 7-a; 12-u; 8-a; 8-i.
10. Tembang Megatruh, ana 5 gatra deneng susunane 12-u; 8-i; 8-u; 8-i; 8-o.
11. Tembang Pucung, ana 4 gatra deneng susunane 12-u; 6-a; 8-i; 12-a.

Posting Komentar untuk "Tembang Macapat - Materi Bahasa Jawa Kelas 6"