Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan Fisik | Materi IPS Kelas 6

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan Fisik

Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih terus berjuang mempertahankan kemerdekaan dari gangguan bangsa asing yang datang. Belanda datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Inggris. Inggris merupakan perwakilan Sekutu di Asia Tenggara. Tentara Inggris ini diberi nama AFNEI di bawah pimpinan Jenderal Sir Philip Cristison. Tugas AFNEI adalah melucuti senjata tentara Jepang yang masih ada di Indonesia serta membebaskan tentara Sekutu yang ditahan Jepang.
Kedatangan tentara Sekutu yang disertai dengan pemerintahan sipil Hindia Belanda yang disebut NICA, ditentang oleh rakyat dan pemerintah Indonesia. Mereka tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Perlawanan rakyat terjadi di mana-mana. 
Perjuangan rakyat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara, yakni perlawanan fisik dan diplomasi. Perlawanan fisik dilakukan dengan kontak senjata. Adapun perjuangan dengan diplomasi dilakukan melalui meja-meja perundingan. Berikut ini upaya mempertahankan kemerdekaan melalui perlawanan fisik dilakukan di berbagai daerah, antara lain sebagai berikut.


A. Pertempuran Surabaya
Pertempuran pemuda Surabaya dengan pihak Sekutu bersama NICA diawali oleh insiden bendera di Hotel Yamato, Surabaya, tanggal 19 September 1945. Salah seorang tentara Belanda menurunkan bendera merah putih lalu menggantinya dengan bendera Belanda.  Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Pemuda Surabaya menurunkan bendera Belanda dan merobek warna biru agar menjadi warna bendera Indonesia. Selain peristiwa perobekan bendera, kedatangan pasukan Sekutu ke Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby memicu kemarahan pemuda Surabaya.  Hal ini terjadi karena tentara Sekutu membebaskan tahanan di penjara Kalisosok, menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak, dan Gedung Internatio.
Para pemuda melawan dan menimbulkan pertempuran bersenjata yang menewaskan Brigjen Mallaby. Kematian Brigjen Mallaby menyebabkan pihak Inggris marah dan mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata di tempat yang sudah ditentukan.  Namun, ultimatum tersebut ditolak oleh para pemuda Surabaya.  Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.  Tokoh yang sangat berperan dalam membakar semangat pada pemuda saat itu adalah Bung Tomo. Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan untuk memperingati jasa para pahlawan.

B. Pertempuran Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang. Kedatangan sekutu ini diboncengi oleh NICA. Latar belakang peristiwa ini bermula ketika pasukan sekutu dan NICA membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. 
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November 1945 sampai tanggal 15 Desember 1945.
Pada pertempuran ini, gugur Letkol Isdiman. Pimpinan perang kemudian diambil alih Kolonel Soedirman.  Pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.  Pertempuran Ambarawa disebut juga Palagan Ambarawa. Untuk memperingati kemenangan TKR di Ambarawa, setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri.

C. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Inggris di bawah pimpinan oleh Brigjen Kelly mendarat di Medan.  Kedatangan pasukan sekutu ini diikuti oleh NICA. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengambil alih kekuasaan Jepang di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945, para pemuda yang tergabung dalam TKR di bawah pimpinan Achmad Tahir terlibat bentrok dengan pasukan Sekutu. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka dengan memasang papan-papan bertuliskan "Fix Boundaries Medan Area" di beberapa tempat  sebagai tanda batas kekuasaannya.  Para pejuang menganggap tindakan Sekutu tersebut sebagai tantangan.  Pada tanggal 10 Desember 1945, tentara Sekutu melancarkan serangan besar-besaran ke Medan.  Pecahlah pertempuran antara tentara Sekutu dan para pejuang. Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Medan Area.

D. Bandung Lautan Api
Pada tanggal 12 Oktober 1945 pasukan Sekutu memasuki Kota Bandung untuk membebaskan para tentara Belanda yang menjadi tawanan Jepang dan meminta seluruh senjata api yang dimiliki penduduk, kecuali milik TKR.  Kedatangan pasukan Sekutu juga diikuti NICA yang ingin menguasai Indonesia lagi.  Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengultimatum agar Bandung bagian utara dikosongkan selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945.  Ultimatum ini tidak dipatuhi oleh para pejuang.  Sekutu akhirnya mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal 23 Maret 1946.  Kali ini, sekutu memerintahkan agar Bandung bagian selatan juga dikosongkan.
Demi keselamatan rakyat, para pejuang sepakat untuk meninggalkan Bandung. Akan tetapi, mereka tidak mau menyerahkan Bandung bagian selatan secara utuh kepada pihak Sekutu.  Sebelum meninggalkan Bandung, pada tanggal 23 Maret 1946, para pejuang menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan.  Tindakan tersebut dilakukan agar barang dan bangunan yang penting tidak dapat digunakan oleh Sekutu. Peristiwa pembumihangusan Bandung kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api. Pada peristiwa Bandung Lautan Api, gugur seorang pemuda pemberani bernama Mohammad Toha.

E. Puputan Margarana
Latar belakang pertempuran ini adalah keinginan Belanda membuat Negara Indonesia Timur (NIT).  Namun, Kolonel I Gusti Ngurah Rai menolak rencana Belanda tersebut. Pertempuran Puputan Margarana terjadi pada tanggal 20 November 1946. Pertempuran ini dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai. Tentara Belanda mengerahkan seluruh kekuatannya termasuk pesawat tempur, untuk menyerang Desa Margarana, Bali. Dalam pertempuran tersebut, I Gusti Ngurah Rai menyerukan perang puputan, yang berarti perang habis-habisan. I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya gugur di medan perang.

Posting Komentar untuk "Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan Fisik | Materi IPS Kelas 6"